Memiliki seorang anak setelah pernikahaan adalah hal yang sangat membahagiakan bagi orang tua yang sudah siap menjalaninya. Anak akan menjadi pusat limpahan kasih sayang dan seharusnya pelipatgandaan cinta antara suami dan istri akan terjadi.
Suatu hari aku diajak teman untuk menjenguk salah seorang teman kami yang sedang sakit. Sebenarnya aku tidak sesemangat temanku untuk pergi karena saya hanya sebatas kenal saja dan tidak memiliki keakraban dengan teman yang sedang sakit itu. Akhirnya kami membuat janji akan berkunjung ke rumah sakit pada besok hari. Tidak pernah saya menyangka keesokan hari sekitar jam 07.00 am aku di telephon temanku bahwa teman yang akan kami jenguk itu sudah meninggal, bahkan kami tidak sempat menjenguknya. Saat tiba di rumah duka kami berbincang dengan seorang kerabat dekat dari teman kami itu. Dia menceritakan Panjang lebar tentang sakitnya, berawal ketika selesai melahirkan terlihat perubahan-perubahan dalam diri teman kami tersebut terutama masalah kejiwaan. Dia sering menangis sendirian tanpa sebab, cepat emosi, tertekan dan selalu merasa diabaikan padahal sebenarnya tidak ada yang berubah dengan orang-orang terdekatnya. Jadi mungkin perasaan depresi yang berlarut ini membuat kondisi tubuhnya lemah dan sangat rentan sampai didiagnosa mengidap asam lambung tinggi yang akhirnya membawa dia pada ajalnya, tetapi yang pasti apabila memang sudah sampai pada saat yang ditentukan oleh Tuhan, tidak ada satupun manusia yang dapat menyangkalnya.
Seperti hal yang dialami oleh temanku tersebut, sebenarnya banyak juga dialami oleh para ibu pasca melahirkan. Depresi setelah melahirkan ada juga yang menyebutnya baby blue syndrome. Merasakan kesedihan, kecemasan dan merasa tertekan yang sangat berat adalah gejalanya. Mengatasi hal tersebut dibutuhkan kekuatan mental, pikiran-pikiran positif akan membangkitkan semangat dan yang paling penting juga adalah perhatian dan dukungan dari orang-orang terdekat apalagi dari suami. Suami yang siaga akan selalu berada disamping istri bukan hanya ketika dibutuhkan saja. Dalam masa pasca melahirkan suami seharusnya benar-benar focus merawat istri dan bayi, memberikan perhatian dan kasih sayang terhadap keduanya. Kesibukan pekerjaan tidak boleh menjadi alasan untuk mengabaikan hal tersebut, mungkin saja si istri kelihatan tidak mempermasalahkannya, tetapi ketahuilah sesungguhnya itu akan membekas dalam hatinya sehingga menorehkan sakit yang mendalam karena sensitifnya kondisi emosional seorang ibu pasca melahirkan.
Sesuatu hal yang terbaik adalah kedekatan dengan Sang Pencipta dengan Iman yang teguh kepdaNya akan menjadi kekuatan yang menghibur dalam masa-masa seperti ini.
PenghiburanNya bagaikan aliran air segar yang terus mengalir membasahi hati dengan damaiNya.
No comments:
Post a Comment