puisi

Monday, April 29, 2019

AMARAH

Sesaat setelah segumpal awan hitam berlalu
terbawa angin tinggalkan singgasananya
sepercik cahaya menyilaukan
mengiring gemuruh mengglegar
segerombolan tikus berlarian
berdesak-desak ke dalam liangnya
tak ada satupun yang berani
apalagi sekedar menatap

Merah padam wajah sang angkara
menahan segala kegeraman
tiada yang sepaham
semua menjauh dari harapan
mata memerah karena amarah
menatap dengan beringas
semua tenang tak bergerak
bahkan degup jantung seakan terhenti

Wahai kamu Manusia
Mahluk yang diberi akal budi
serupa dan segambar denganNya
Sengaja engkau mengabaikan hikmat
menyerah kepada kuasa murka
karena kedegilanmu kau abaikan akal budi
padahal peringatan telah jelas
janganlah kemarahan membuatmu berdosa
janganlah matahari terbenam
sebelum padam amarahmu.

See the source image

Thursday, April 25, 2019

JAWAB DALAM HATIMU

Bagai piano alunkan nada
mengisi jiwa yang hampa
tidak sekalipun mengeluh
pasrah ditangan sang pianis

Bagai udara yang setia
mengiring setiap helaan nafas
tidak pernah menampakan wujud
apalagi berdiri angkuh

Bagai matahari yang bersinar
penuhi setiap hidup yang butuh
kehangatan tiada pamrih
selalu tepat mengiring waktu

Bagai mata air yang mengalir
tidak pernah merasa jenuh
walau tiada menuai peduli
demi hidup setiap mahluk

Adakah hati yang terenyuh
wahai sang manusia
mahluk yang termulia?
Adakah yang kau lakukan
melebihi dari sekedar menerima?
Apakah banggamu
dapat mengikis semua kenyataan?
Temukan jawab dalam hatimu..




Tuesday, April 23, 2019

SEMUA SUDAH TERLAMBAT

Kelam dosa di dalam hidup
Dunia semarak berbaur serasi
Tiada berguna nurani berbisik
Raga pasrah terkurung gulita

Serak suara para guru
Rangkaian hikmat tertepis kabut
Semua makna tak berarti
Jatuh di hati yang membatu

Tak peduli rintik mutiara
Apalagi hanya sekedar embun
Dunia terperosok panas membara
Berjuang saling membinasakan

Ketika bersua dengan damai
Kelaliman dengan cepat berpaling
Bertahan terpancang berkubang lumpur
Menyatu erat tak terpisahkan

Sampai waktunya tiba
Jiwa berpisah dari raga
Tiada lagi menuai ampunan
Semua sudah terlambat


Monday, April 22, 2019

KASIH KEKAL

Seketika ku terdiam
termangu merenung
arti karya penyelamatanMu
dalam kehidupanku

Kasih karuniaMu
sungguh tak terbanding
dengan semua kasih
yang dimiliki dunia ini

Hanya Kau Tuhan
Setia dalam hidupku
segala kasih seutuhnya
Engkau berikan

Kemenangan atas maut
memberikan jaminan kepastian
segalanya tidak sia-sia
harapan kehidupan kekal
bersamaMu di surga

Di tempat lain
saat dunia bersyukur
atas kemenanganMu dari maut
kedamaian tercoreng
dengan keberingasan
tanpa penyesalan
memadamkan hidup sesama

Cita-cita, harapan pupus seketika
seiring menggelegarnya
sebuah ledakan
yang membawa ajal
orang-rang yang tulus tak berdosa
bergelimpangan tak bernyawa
mereka telah kembali
kepada Sang Pemilik Kehidupan

Adakah kasih?
Hati semacam apakah ini?
Bagaimanakan bentuknya
manusia yang membenarkan
tindakan ini?

Namun, kembali kepada Kasih
Kasih yang bersumber dari Tuhanku
Tetaplah kasih kekal
tak berkesudahan..
Kasih....














Sunday, April 21, 2019

GETAR DAWAI

Getar dawai serasi berirama..
sendu sepadan mengalun
mendayu gemulai indah..
memanggil-manggil lirik berpadu
terjawab asa
menciptakan harmoni..

Semakin menuai cinta
para telinga terbius setia
merasuk akal dan jiwa
tidak mau kehilanganmu
terus ingin menikmati indahmu

Getar dawai semakin gegap
memenuhi relung para jiwa
menguasai banyak harapan
tiada lagi yang menyamai
keagungan getar dawai

Bahkan para satwa setia
semua mahluk kagum
para penguasa patuh
tidak ada yang membangkang
bagai jalan tanpa hambatan
hanya bunga bermekaran

Hidup tiada susah sepi..
sampai sang bintang menjenguk bersinar
lebih gemilang daripada sekedar dawai
getar terhalang cahaya
decak kagum dituai sang bintang
sungguh indah sejuk cahaya

Getar dawai semakin sumbang
sumbang ditangan manusia
pengharapan tiada lagi
bahkan ceroboh menemani
hampir putus dipetik manusia

Sampai sang manusia menyadari
getar dawai tidaklah abadi
tidak selamanya harmoni terdengar
kembali berserah kepada Sang Penolong

Getar dawai yang telah sumbang
kembali mengalun indah terdengar
sekalipun dunia tidak memuja
tiada lagi sorak elukan

Getar dawai teruslah mengalun
tiada yang terpenting
selain mengalunkan puji
untuk Sang Penolong yang setia










Wednesday, April 17, 2019

BELAJAR MENERIMA KENYATAAN

Sekelompok ayam berkerumun
menyantap makanan hari ini...
seakan berirama paruh mereka mematok
satu per satu biji-bijian yang terhampar
begitu tertib menikmatinya

Seekor ayam jantan dewasa bertubuh kekar
merasa dirinya adalah pemimpin, sebutlah si Jago
siapapun yang berada disampingnya
pastilah merasa aman dari gangguan
predator maupun sesama ayam lain

Seringkali si Jago mengeluarkan suaranya
suara yang menggelegar
dia mau meyakinkan ke semua mahluk disekitar
bahwa dia adalah pemimpinnya
tidak ada yang bisa menyamainya

Di dalam kelompok ayam tersebut
ada seekor ayam jantan muda
tubuhnya tidaklah sekekar si Jago
sebutlah dia si Bijak.
Si bijak menikmati makanan dengan tenang
bahkan terkesan masih sungkan

Si bijak masih sangat jarang memperdengarkan suaranya
Tetapi ada beberapa kali ia melakukannya
suaranya terdengar penuh wibawa dan teratur
sehingga semua temannya ingin selalu mendengarnya
mereka merasakan damai dan aman

Semakin lama si Jago mulai merasa tersaingi
dan mulai merasa tidak nyaman dengan
adanya si Bijak disekitarnya
Si Jago terus menerus meyakinkan dirinya
bahwa dia tidak akan mungkin tersaingi
dia membuang jauh-jauh kekhawatirannya

Lain halnya dengan si Bijak,
dia tidak pernah merasa akan bersaing
dia menyadari semua perkembangan dalam dirinya
adalah alami, semua ayam jantan akan melaluinya
bahkan dia juga tidak pernah memikirkan
bahwa satu per satu teman-teman mulai menganggapnya
lebih baik dari pada si Jago

Si Bijak menjalani kehidupannya dengan normal
tanpa mempengaruhi sesama di sekitarnya
dia begitu apa adanya, tidak pernah mau menonjolkan dirinya
Tetapi itulah daya Tarik yang dia miliki
yang ternyata sangat mempengaruhi lingkungannya

Semakin lama si Jago mulai kehilangan teman
sebaliknya si Bijak semakin banyak penggemar
Ke manapun si Bijak berjalan pasti banyaklah yang mengikutinya
Tanpa si Bijak meminta mereka tetap ingin bersamanya

Hal yang dikhawatirkan si Jago benar-benar terjadi
Hampir semua kawanan ayam mulai meninggalkannya
Mereka lebih memilih berada di dekat si Bijak
Sementara si Bijak dengan tenang menerima siapapin yang mau bersamanya
tanpa merasa harus bersaing
dia meyakini hal tersebut wajar-wajar saja

Kenyataan ini tidak bisa diterima oleh si Jago
Dia terus-menerus mengeluarkan suaranya
didorong oleh emosi yang meluap-luap
dia mau meyakinkan semua bahwa dia adalah pemimpin
tidak ada yang lain selain dia saja

Akhirnya dengan penuh keangkuhan si Jago menyampaikan
keinginannya untuk menantang si Bijak
Siapa diantara mereka berdua yang bisa terbang
mencapai puncak pohon dialah pemimpinnya
Hal tersebut tidaklah dianggap perlu oleh si Bijak
karena pada dasarnya dia tidak mau menyaingi si Jago
Namun si Jago terus-menerus mendesakknya
dan sesama ayam lain juga terus menyemangatinya

Akhirnya dengan terpaksa si Bijak mengikuti kemauan si Jago
Mereka tiba di bawah sebuah pohon yang tinggi
Masing-masing mulai mengambil ancang-ancang
untuk terbang ke puncak pohon
Silahkan anda duluan, kata si Bijak dengan sopan..
Oh pasti, jawab si Jago

Dengan keyakinan penuh si Jago merentangkan sayapnya
dan terbang dengans sekuat tenaganya
hasilnya dia hampir mencapai puncak pohon itu
Dengan sombong dia mengeluarkan suaranya
dia merasa dialah yang akan jadi pemenang

Setelah mengambil ancang-ancang
Si Bijak segera merentangkan sayapnya
dan terbang dengan kekuatannya
Akhirnya dia hinggap tepat di puncak pohon
dengan perhitungan yang sangat tepat

Kenyataan ini tidak diterima oleh si Jago
dia mengatakan bahwa ini adalah sebuah kesalahan
Dia ingin mengulangi kembali terbang ke puncak pohon
Si Bijak dengan tenang menyetujuinya
Untuk kedua kalinya si Jago terbang ke atas pohon
namun di tengah perjalanannya dia tersangkut
di sebuah ranting dan akhirnya jatuh ke Tanah
sayapnya patah...
dengan menahan kesakitan dia mengakui
bahawa dia si Bijaklah yang layak menjadi pemimpin

Pesan moral :
Belajarlah menerima setiap kenyataan dalam hidup ini, sekalipun kenyataan tersebut tidak sesuai dengan kehendak kita. Karena segala seuatu yang terjadi dalam kehidupan kita tidak pernah lepas dari penyertaan Tuhan. Sekalipun saat ini kenyataan tidaklah semanis yang kita harapkan, pasti ada sesuatu yang lebih manis yang disiapkan Tuhan untuk kita yang mau menjalani setiap proses dengan sabar dan berharap kepadaNya. Amin😇







Tuesday, April 16, 2019

UNTUK SIAPA?

Di suatu malam yang kejam...
Tuhanku berlutut..
Bukan hanya air mata...
Tetapi. peluh darah membasahi tubuhNya..
Bergetar karena kemanusiaanNya..
Bapa kalau boleh cawan ini lalu dariKu
Tetapi kehendakMu yang jadi
Bukan kehendakKu...

Dengan beringas mereka merajamNya
Tombak dan cemeti merobek tubuhNya
Ejekan dan cemooh terlontar
Salib berat dipikulNya
Tuhanku terpaku di kayu Salib
Tetapi maut tidaklah menang atasNya

Dimanakah manusia saat itu?
Saat TuhanKu berpeluh darah..
Bermahkotakan duri
Saat Tuhanku menghadapi maut..
Kenyataanya..
Manusia menyangkalNya..
Manusia menolakNya..
Padahal semua untuk keselamatan manusia

Tuhanku mati untuk kita yang berdosa
Tuhanku mati untuk kita yang lemah
Tuhanku mati karena kefasikan kita
Tuhanku mati agar kita diselamatkan