puisi

Friday, January 17, 2020

JALAN SAMAR SEBUAH PERNIKAHAN


Teringat saat itu, ketika aku memutuskan untuk menikah di tahun 2001. Umurku sudah tergolong dewasa untuk memasuki pernikahan pada waktu itu. Semua berjalan dengan lancar karena aku dan suamiku memang sudah sangat teliti mempersiapkannya dan yang terpenting adalah karena kasih Tuhan yang sangat besar dalam kehidupan kami. Saat mengawali pernikahan, sesungguhnya aku masih samar dengan kesiapanku untuk memiliki buah hati, karena focus hidupku masih sangat berat dalam berkarir. Hal itulah yang saat ini menjadi renungan dalam kehidupanku.

Memutuskan untuk menikah bagi seorang wanita artinya sudah memiliki komitment untuk menjadi seorang istri dan menjadi ibu bagi anak-anaknya. Seorang ibu rumah tangga sekaligus wanita karir sedang menjalankan peran ganda. Sangat disadari bagi seorang wanita muda dengan semangat yang bergelora mengejar mimpi-mimpi dalam pekerjaan akan sangat merasa terganggu ketika dia harus menjalani peran juga sebagai ibu rumah tangga.

Kembali kepada tujuan awal membentuk rumah tangga, sesungguhnya banyak pasangan menikah tanpa dasar yang kuat. Menikah karena kepepet usia, menikah karena takut ditinggal pasangan padahal sudah sekian lama pacaran atau menikah karena desakan orang-orang terdekat, atau alasan lain, namun apapun itu tidak akan menjadi landasan kuat dalam sebuah pernikahan. Saat mulai membicarakan pernikahan dengan pasangan, komitmen kedua belah pihak dan penyerahan penuh pada Sang Pencipta akan selalu mengarahkan hati untuk mendapatkan hikmat dariNya dalam setiap langkah kehidupan. Dua pribadi yang menjadi satu dalam ikatan pernikahan, dengan segala latar belakang yang berbeda tidak akan menjadi masalah apabila sudah disadari sejak awal bahwa akan banyak perbedaan-perbedaan yang harus diselaraskan, artinya akan ada kerelaan dan kerendahan hati untuk di sini. Lain halnya apabila hal tersebut disadari setelah pernikahan terjadi. Masalah demi masalah seperti jamur yang berkembang di musim hujan akibat perbedaan yang tidak diantisipasi sejak awal.

Bersikap terbuka dengan pasangan pada awal merencanakan pernikahan adalah langkah yang baik, tidak seperti kebiasaan banyak orang yang menyembunyikan hal-hal buruk di saat pacaran dan akhirnya muncul di permukaan setelah menikah. Termasuk semua rencana yang ingin dijalankan setelah menikah seharusnya dibicarakan,karena rencana yang samar akan mengacaukan perjalanan pernikahan ibarat kapal yang siap mengarungi samudera agar lancar sampai tujuan harus dipersiapkan sebaik-baiknya termasuk semua perangkat berfungsi dengan baik. Misalnya Suami mengharapkan langsung memiliki anak ketika menikah, berbeda dengan istri ternyata masih mau focus berkarir, memiliki anak nanti saja atau ditunda dulu. Hal ini sungguh akan sangat menggusur kebahagiaan rumah tangga.

Ada pula yang berpendapat bahwa setelah memiliki anak maka ibu bisa focus lagi berkarir mengenai urusan anak kan bisa bayar pengasuh. Pada kenyataannya tidak semudah dengan mengucapkan, bukan hanya sekedar mencari orang untuk dititipi anak, tetapi adalah orang yang benar-benar dapat dipercaya untuk mengurus, menjaga dan memberikan perhatian kepada anak selama ibu tidak bersamanya. Satu hal lagi konsekwensinya adalah perkembangan mental anak kita akan mengarah kepada hal di luar pengendalian kita karena sebagian waktu dia habiskan bukan dengan orang tuanya melainkan dengan orang lain, bahkan ada anak yang lebih dekat dan sayang kepada pengasuhnya ketimang ibunya sendiri. Apakah ibu siap dengan kenyataan-kenyataan ini?
Intinya bersikap terbuka di awal merencanakan pernikahan adalah mematahkan tujuan pernikahan yang samar atau menyibakkan kabut sehingga tujuan pernikahan menjadi terang-benderang dalam komitment dari kedua pihak untuk menjalaninya bersama.
Sebuah hubungan yang dilandasi dengan kejujuran dan keterbukaan akan aman dan damai dalam perjalanan dan sampai pada tujuan dengan selamat.


EMANSIPASI ATAU KEEGOISAN?

Emansipasi wanita adalah hasil perjuangan ibu R.A Kartini agar para wanita memiliki hak memperoleh Pendidikan setinggi-tingginya dan memperoleh kesempatan yang sama dalam menerapkan ilmu yang dimiliki agar tidak direndahkan derajatnya. 

Memaknai perjuangan emansipasi, para wanita seharusnya memiliki semangat juang yang tinggi untuk memajukan dirinya menjadi wanita kuat dan mandiri. Wanita kuat bukan berarti harus memiliki tubuh yang kekar dengan otot yang kokoh, tidak meninggalkan kodratnya sebagai mahluk yang lembut namun dalam kelemah-lembutan tersimpan kekuatan seorang wanita untuk menjadi pendengar yang setia dan penasehat yang bijak. 

Hati seluas samudera adalah hati yang sanggup menampung keluhan, curahan perasaan pedih karena persoalan hidup dan bahkan menerima luapan kebahagiaan dari sesamanya, Berbahagiala apabila kamu memiliki hati seluas samudera, karena itulah kekuatan sesungguhnya dari seorang wanita. Ketidaksadaran akan kekuatan tersebut membuat banyak wanita menggunakan hatinya bukan sebagai penampungan melainkan seperti sebuah buli-buli yang posisinya miring sehingga semua yang masuk tidak pernah bertahan semua meluap keluar. Apapun yang diterima semua menjadi konsumsi khalayak ramai bahkan tidak jarang sudah dikembangkan berlipat ganda dari bentuk awalnya.

Seorang wanita yang menyadari akan kemampuan dirinya cenderung memegang teguh prinsip emansipasi namun sayang seringkali hal inilah yang menciptakan kisruh dalam kehidupannya karena salah memaknainya.

Tujuan seorang wanita berkeluarga adalah menjadi seorang istri dan ibu dari anak-anak yang dengan sendirinya melekat menjadi kewajiban yang harus dijalankan. Pemikiran bahwa merawat anak adalah tanggung jawab berdua, menyeidiakan makanan bukan hanya tugas istri toh suami juga pandai memasak. Hal tersebut sangat sempurna ketika dilaksanakan dengan dasar kasih. Tetapi ketika seorang wanita berdiri dengan hati yang tegar, menempatkan dirinya sebagai pribadi yang juga menopang keluarga atau turut menafkahi keluarga dan menegaskan bahwa urusan anak, urusan rumah adalah bukan urusannya karena harus focus pada pekerjaan yang mendatangkan uang untuk keluarga, hal ini sudah sangat jauh dari makna emansipasi. Istri merasa memiliki power yang sama sengan suami karena memiliki andil dalam menghidupi keluarga. Posisi, kedudukan dalam karir yang cemerlang semakin menuntut adanya pengakuan dari orang lain terhadap dirinya.
Kenyataan ini menunjukkan ketidaksiapan seoran wanita secara mental dalam mengarungi kehidupan berumah-tangga sebab tanpa disadari dia sedang memperkokoh kerajaan keegoisannya.
Demikian emansipasi seringkali mengalami pemaknaan yang salah oleh kaum wanita terutama yang memiliki kemampuan untuk menopang dirinya sendiri dan orang lain.

Tujuan diciptakannya Hawa adalah untuk menjadi penolong bagi Adam. Apabila kondisi tadi sudah dominan akibat keegoisan maka istri bukan lagi menjadi penolong bagi suaminya.
Menjadi penolong ketika suami mengalami masa-masa terendah dalam hidupnya, bukan saja masalah ekonomi atau pekerjaan yang mendatangkan uang, melainkan hal-hal di luar itu yang justru selalu hadir dalam kehidupan manusia setiap saat sekalipun tidak diarapkan.

Tuesday, January 7, 2020

SENANGKU HARI INI













Senangku hari ini
mewarna perlahan pudar
ketika ulur jemari menadah
mengatup erat dalam genggam
setangkai benci berduri

Senangku hari ini
memisah dari gumpalan
tercecar mengiring angin lalu
memadu dalam lingkaran kabut
mengisi ruang dalam pekat iri

Senangku hari ini
semula mengalun melodi indah
menggema perlahan hilang
sehingga sepi hampa suara
tanpa iringan dendam menari

Manakala benci, iri,dendam
bersatu menggilas musnah
Senangku hari ini
pergi tiada berbekas lagi
menggalau hati kian kemari

Wahai hatiku…….
mengapa rela engkau tersiksa?
adakah bahagia menjadi rindumu ?
maukah engkau menggapai Sang Penolong?
merentang tanganNya menyambutmu berlari

MSM😇









Monday, January 6, 2020

MASIH SAMA


Saat matahari pertama menyibak awan
membias kuning di awal tahun..
hangatnya  terasa sama menyentuhku

Semilir angin membelai wajah
dari balik jendela terasa masih sama
Berisik kokok ayam
saling bersahut terdengar sama saja

Lalu Lalang manusia
kejar-mengejar dengan waktu
menjejer satu demi satu
dan kesibukanpun berangsur pergi
semua masih sama

Kemarin, hari ini terasa sama saja
saat pandangku dalam duniaku
memang semua terasa tiada berubah
karena aku melihat aku

Ketika suara hatiku yang berbisik
ingat.., maut hanya selangkah darimu
kau takkan kuasa mengelak
hanya dengan kekuatanmu

Benar…
suara hatiku mengungkap semua
aku hidup hanya karena karuniaNya
setiap detik adalah anugerah
betapa kasihNya di setiap nafasku

Kemudian aku tak mau melihat aku
Ku hanya mau memandang DIA
sehingga hariku selalu baru
bersyukur dalam balutan kasih dan karuniaNya
Terima kasih Tuhanku…


MSM 😇














Tuesday, December 24, 2019

SANG BINTANG PENUNTUN











Tatkala terbit Sang Bintang
dalam sinarnya memanggil-manggil
seketika bangun para majus
beriring menyusuri jalan

Tak mau hilang pandangnya
dari tuntunan cahaya Sang Bintang
lenggang lenggok punggung para unta
langkah kaki membuat irama

Tak pudar semangat melangkah
walau terjang badai pasir padang gurun
sekiranya Sang Bintang setia
aral gendala tak mampu menghadang

Gelisah hati tuk segera memandang
rupa wajah Raja Damai yang dinanti
dalam setia Sang Bintang berseri
memberi cahaya agar semangat

Betapa hati bersorak riang
ketika melihat Sang Bintang berhenti
bahagia hati cerah sumringah
menemukan Yesus Sang Raja Damai

Ketika nanti suatu saat..
kau temukan Sang Bintang Penuntun
akankah kau mau diajak
bertemu Yesus Sang Raja Damai?

MSM😇





Monday, December 16, 2019

BETAPA KU BERSYUKUR




Sejak terang pagi membias
menyelinap dari celah jendelaku
telah kudengar senandung
menceritakan damai Natal

Bahkan sampai malam menjelang
saat ku beranjak ke pembaringan
kidung Natal masih mengiringi
membuaiku dalam lelap tidur

Seketika langkah membawaku
dalam sebuah ruangan kusam
tenang nyaris tak terdengar suara
hanya sesekali langkah terdengar

Di atas Kasur putih
tubuh lemah terbaring
wajah pucat tak sedikitpun kau mengeluh
sesekali melempar senyum

Dalam wajah sendu
kau simpan rintih sakitmu
kau beri senyum untuk sang bunda
dalam kuatirnya setia di sisimu

Dalam lemahmu
kau tularkan semangat
bagimu setiap detik sangat berarti
saat detak jantung masih berdegup

Betapa hati tiada terenyuh
ku masih menikmati suasana Natal
ku masih diberikan kesehatan
namun setiap waktuku berisi keluhan

Terimakasih Tuhan
kau buka mataku dan hatiku
betapa setiap detik hidup adalah anugerah
hatiku berlimpah Syukur kepadaMU..

MSM👼









Thursday, December 12, 2019

HANYA SEBUAH PALUNGAN




Di sana tercatat kisahMu
saat Bunda berpayung langit
dalam kawalan bintang malam
berpeluh menyusuri jalan

Terseok mengetuk setiap pintu
namun tak satupun terbuka untuknya
dalam sebuah kandang
disana Kau berbaring damai

Hanya sebuah palungan
dalam balutan selimut kumal
bahkan bulan memandang redup
bergayut gelap tak mampu melipur

Hanya sebuah palungan
bukan kerlip warna warni lampu
bukan harum aroma kue menggoda
tak ada merah hijau mencolok

Hanya sebuah palungan
dalam senyap tanpa gelegar riuh petasan
apalagi kerumunan pencinta anggur
hening dari pesta para pembual

Hanya sebuah palungan…

👼MSM